Thursday, January 14, 2016

Artikel bab 12 pengaruh individu



Pengaruh Individu

1.     Pengaruh Kelompok Referensi

Kelompok merupakan kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya selama periode waktu tertentu untuk suatu kebutuhan atau tujuan bersama. Pihak-pihak yang berada dalam kelompok biasanya saling berbagi norma-norma dan tujuan serta memiliki kesamaan identitas.
Kelompok referensi adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagi perbandingan (referensi) bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai umum atau khusus, atau dalam berperilaku. Dari perspektif pemasaran, kelompok referensi merupakan kelompok yang dianggap sebagai dasar referensi bagi seseorang dalam menentukan keputusan pembelian atau konsumsi mereka.
Menurut Sumarwan (2003), kelompok referensi (preference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi seseorang. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2000), kelompok referensi sebagai kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Dan menurut Herbet H. Hyman, kelompok acuan didefinisikan sebagai orang atau kelompok orang yang mempengaruhi secara bermakna suatu perilaku individu. Jenis Kelompok Referensi :
Sumarwan (2003) menggolongkan kelompok referensi berdasarkan posisi dan fungsinya:

1)      Kelompok Formal, yaitu kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya terdaftar secara resmi. Contohnya, Serikat Pekerja Indonesia, Universitas dll.

2)      Kelompok Informal, yaitu kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya tidak terdaftar secara resmi. Contohnya, kelompok bermain futsal, kelompok arisan dll.

3)      Kelompok Aspirasi, yaitu kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok referensinya, atau antar anggota aspirasi tidak harus menjadi anggota kelompok referensinya dan saling berkomunikasi. Contoh, anak-anak muda yang mengikuti gaya berpakaian para selebriti Korea atau Amerika.

4)      Kelompok Disosiasi, yaitu seseorang atau kelompok yang berusaha menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.

Pengaruh Kelompok Referensi :

1)      Pengaruh Utilitarian (Normatif)
Pengaruh kelompok referensi dapat diekspresikan melalui tekanan untuk tunduk pada norma kelompok; oleh karena itu lazim mengacu pada pengaruh normatif. Contohnya, ketika seorang individu memenuhi harapan kelompok untuk mendapatkan hadiah langsung atau menghindari hukuman.

2)      Pengaruh Nilai-ekspresif
Kelompok rujukan juga dapat melaksanakan fungsi nilai-ekspresif, di mana suatu kebutuhan akan hubungan psikologis dengan suatu kelompok tampak jelas dengan penerimaan norma, nilai, atau perilaku kelompok tersebut dan respons penyesuaian diri dibuat, walaupun tidak ada motivasi untuk menjadi seorang anggota. Sederhananya adalahketika seorang individu kelompok menggunakan norma dan nilai-nilai dianggap sebagai panduan bagi sikap mereka sendiri atau nilai-nilai.

3)      Pengaruh Informasi
Konsumen kerap menerima opini orang lain sewaktu memberikan bukti yang dapat dipercaya dan dibutuhkan mengenai realitas. Perilaku dan pendapat kelompok referensi digunakan sebagai berguna potongan informasi yang berpotensi.

2.     Pengaruh kata-kata

Kata-kata yang memberi dorongan bagi seseorang dapat menjadi kata-kata yang “hidup” sehingga membawa motivasi baru dalam hidup kita, memberi semangat yang baru bagi orang-orang yang tiada berdaya dan putus asa, memberi penghiburan bagi mereka yang menderita dan terluka.
Mark Twain berkata bahwa ia dapat hidup selama satu bulan penuh berdasarkan satu perkataan dan pujian yang baik. Namun pemberian dorongan diharapkan lebih dari sekedar pujian atau tepukan di atas panggung, walaupun keduanya juga tak kalah berharga.
Kata-kata positif atau kalimat positif adalah ucapan-ucapan yang berkonotasi baik dan memberikan perasaan menyenangkan bagi yang mendengarnya. Kata-kata baik yang diucapkan dengan perasaan yang baik, mampu memancarkan aura positif yang dapat mempengaruhi suasana hati  menjadi positif pula.  Penelitian Dr. Masaru Emoto tentang pengaruh kata-kata positif terhadap benda-benda, seperti air, mampu mengubah kristal air menjadi sangat indah, dibandingkan ketika air yang sama diberi penguatan kata-kata negatif yang membuat kristal air tersebut rusak tak berbentuk. Bayangkan pengaruh kata-kata terhadap diri kita, manusia yang 70% tubuhnya terdiri dari cairan.
Pada dasarnya, kata-kata yang diucapkan oleh manusia memberikan getaran yang menyampaikan perasaan kita terhadap manusia yang lain. Demikian pula halnya saat kita menggunakan kata-kata positif terhadap anak, tersampaikan pulalah perasaan kita yang positif itu sehingga membekas di hati anak dan berperan dalam pemilihan kata yang akan digunakan oleh anak tersebut yang pada waktunya akan turut membentuk karakter dan kepribadiannya.

No comments:

Post a Comment