Pengaruh
Individu
1.
Pengaruh
Kelompok Referensi
Kelompok merupakan
kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya selama periode waktu tertentu untuk suatu kebutuhan atau tujuan
bersama. Pihak-pihak yang berada dalam kelompok biasanya saling berbagi
norma-norma dan tujuan serta memiliki kesamaan identitas.
Kelompok referensi
adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagi perbandingan (referensi)
bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai umum atau khusus, atau dalam
berperilaku. Dari perspektif pemasaran, kelompok referensi merupakan kelompok
yang dianggap sebagai dasar referensi bagi seseorang dalam menentukan keputusan
pembelian atau konsumsi mereka.
Menurut Sumarwan
(2003), kelompok referensi (preference group) adalah seorang individu atau
sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi seseorang. Sedangkan menurut
Kotler dan Keller (2000), kelompok referensi sebagai kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Dan menurut Herbet H. Hyman, kelompok acuan didefinisikan sebagai orang atau
kelompok orang yang mempengaruhi secara bermakna suatu perilaku individu. Jenis
Kelompok Referensi :
Sumarwan (2003)
menggolongkan kelompok referensi berdasarkan posisi dan fungsinya:
1)
Kelompok Formal, yaitu kelompok yang
memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya terdaftar
secara resmi. Contohnya, Serikat Pekerja Indonesia, Universitas dll.
2)
Kelompok Informal, yaitu kelompok yang
tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya tidak
terdaftar secara resmi. Contohnya, kelompok bermain futsal, kelompok arisan
dll.
3)
Kelompok Aspirasi, yaitu kelompok yang
memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari
orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Anggota kelompok aspirasi tidak harus
menjadi anggota dalam kelompok referensinya, atau antar anggota aspirasi tidak
harus menjadi anggota kelompok referensinya dan saling berkomunikasi. Contoh,
anak-anak muda yang mengikuti gaya berpakaian para selebriti Korea atau
Amerika.
4)
Kelompok Disosiasi, yaitu seseorang atau
kelompok yang berusaha menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.
Pengaruh Kelompok
Referensi :
1)
Pengaruh Utilitarian (Normatif)
Pengaruh kelompok
referensi dapat diekspresikan melalui tekanan untuk tunduk pada norma kelompok;
oleh karena itu lazim mengacu pada pengaruh normatif. Contohnya, ketika seorang
individu memenuhi harapan kelompok untuk mendapatkan hadiah langsung atau
menghindari hukuman.
2)
Pengaruh Nilai-ekspresif
Kelompok rujukan juga
dapat melaksanakan fungsi nilai-ekspresif, di mana suatu kebutuhan akan
hubungan psikologis dengan suatu kelompok tampak jelas dengan penerimaan norma,
nilai, atau perilaku kelompok tersebut dan respons penyesuaian diri dibuat,
walaupun tidak ada motivasi untuk menjadi seorang anggota. Sederhananya
adalahketika seorang individu kelompok menggunakan norma dan nilai-nilai
dianggap sebagai panduan bagi sikap mereka sendiri atau nilai-nilai.
3)
Pengaruh Informasi
Konsumen kerap menerima
opini orang lain sewaktu memberikan bukti yang dapat dipercaya dan dibutuhkan
mengenai realitas. Perilaku dan pendapat kelompok referensi digunakan sebagai
berguna potongan informasi yang berpotensi.
2. Pengaruh kata-kata
Kata-kata yang memberi dorongan
bagi seseorang dapat menjadi kata-kata yang “hidup” sehingga membawa motivasi
baru dalam hidup kita, memberi semangat yang baru bagi orang-orang yang tiada
berdaya dan putus asa, memberi penghiburan bagi mereka yang menderita dan
terluka.
Mark Twain berkata
bahwa ia dapat hidup selama satu bulan penuh berdasarkan satu perkataan dan
pujian yang baik. Namun pemberian dorongan diharapkan lebih dari sekedar pujian
atau tepukan di atas panggung, walaupun keduanya juga tak kalah berharga.
Kata-kata positif atau
kalimat positif adalah ucapan-ucapan yang berkonotasi baik dan memberikan
perasaan menyenangkan bagi yang mendengarnya. Kata-kata baik yang diucapkan
dengan perasaan yang baik, mampu memancarkan aura positif yang dapat
mempengaruhi suasana hati menjadi
positif pula. Penelitian Dr. Masaru
Emoto tentang pengaruh kata-kata positif terhadap benda-benda, seperti air,
mampu mengubah kristal air menjadi sangat indah, dibandingkan ketika air yang
sama diberi penguatan kata-kata negatif yang membuat kristal air tersebut rusak
tak berbentuk. Bayangkan pengaruh kata-kata terhadap diri kita, manusia yang
70% tubuhnya terdiri dari cairan.
Pada dasarnya,
kata-kata yang diucapkan oleh manusia memberikan getaran yang menyampaikan
perasaan kita terhadap manusia yang lain. Demikian pula halnya saat kita
menggunakan kata-kata positif terhadap anak, tersampaikan pulalah perasaan kita
yang positif itu sehingga membekas di hati anak dan berperan dalam pemilihan
kata yang akan digunakan oleh anak tersebut yang pada waktunya akan turut
membentuk karakter dan kepribadiannya.
No comments:
Post a Comment