ETIKA BISNIS
Definisi Etika dan Bisnis sebagai sebuah
Profesi
Disusun oleh :
Deby
Alfianti 12213097
Farrid
Martin
13213277
Iwan
Martin 14213589
Primadianty
Putri 16213926
4EA29
UNIVERSITAS GUNADARMA
Mata Kuliah : ETIKA BISNIS
BAB 1
Definisi Etika dan
Bisnis sebagai sebuah Profesi
1. Hakekat Mata Kuliah
Etika Bisnis
Menurut Drs. O.P
Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi
bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral. Karena bisnis
beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika
bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi
yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem
ekonomi, struktur bisnis.
1.1. Tujuan Etika Bisnis
Pengertian Etika
Bisnis dan Tujuan Dibuatnya Etika Bisnis. Pada dasarnya sebuah etika bisnis ini
digalakkan karena memiliki maksud dan tujuan tertentu dalam dunia bisnis.
Adapun tujuan etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan sebuah
bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. Selain itu,
juga dimaksudkan untuk menghilangkan ketergantungan pada sebuah kedudukan individu
maupun perusahaan.
Etika bisnis ini
tingkatannya lebih luas jika dibanding dengan ketentuan yang sudah diatur
berdasarkan hukum yang berlaku, bahkan jika dibandingkan dengan standar minimal
dari ketentuan hukum maka etika bisnis menjadi standar atau ukuran yang lebih
tinggi. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis tidak jarang kita jumpai
adanya bagian abu-abu dan tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum.
1.2. Fungsi Etika Bisnis
Pengertian Etika
Bisnis dan Fungsi Penerapan Etika Bisnis. Dalam penerapan etika bisnis ini
tentu akan adalah nilai plus atau keuntungan tersendiri bagi sebuah perusahaan,
baik dalam jangka waktu yang panjang maupun menengah. Adapun fungsi etika
bisnis diantaranya adalah dapat mengurangi dana yang diakibatkan dari pencegahan
yang kemungkinan terjadinya friksi atau perpecahan, baik dari intern perusahaan
itu sendiri maupun ekstern.
Selain itu, dalam penerapan etika bisnis ini juga berfungsi untuk
membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam
kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat meciptakan keunggulan dalam
bersaing.
2. Definisi Etika dan
Bisnis
Etika dalam bahasa
Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu
dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, burul dan tanggung
jawab.
Dalam ilmu ekonomi,
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari
bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara
etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Etika bisnis merupakan
cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan
kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
2.1. Etika Bisnis Menurut
Para Ahli
Ø Menurut
Velasques(2002), etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yangbenar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi dan perilaku bisnis.
Ø Menurut Hill dan
Jones(1998), menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk
membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpinperusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis
yang terkaitdengan masalah moral yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan
Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan
apa yang salah, kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang
menempatkan resiko kehidupan yang lain.”).
Ø Menurut Steade et al
(1984 : 701), dalam bukunya ”Business, Its Natura and Environment An
Introduction” Etika bisnis adalah standar etika yangberkaitan dengan tujuan dan
cara membuat keputusan bisnis.”.
3. Etika Moral, Hukum dan
Agama
Pada dasarnya, etika
moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi orang seperti apa.
Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu
mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika
tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika
moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan erat dengan
moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka
perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.
Hukum membutuhkan
moral. Tanpa moralitas, hukum akan kosong. Kualitas hukum sebagian besar
ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu harus diukur dengan
norma moral. Disisi lain moral juga membutuhkan hukum. Moral tidak ada artinya
jika tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat.
Etika mendukung
keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal
pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama
yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama
menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahtu Tuhan dan ajaran agama.
3.1. Perbedaan Moral dan
Hukum :
Sebenarnya atas
keduanya terdapat hubungan yang cukup erat. Karena antara satu dengan yang lain
saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. Kualitas hukum ditentukan oleh
moralnya. Karena itu hukum harus dinilai/diukur dengan norma moral.
Undang-undang moral tidak dapat diganti apabila dalam suatu masyarakat
kesadaran moralnya mencapai tahap cukup matang. Sebaliknya moral pun
membutuhkan hukum, moral akan mengambang saja apabila tidak dikukuhkan,
diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian hukum dapat
meningkatkan dampak social moralitas. Walaupun begitu tetap saja antara Moral
dan Hukum harus dibedakan. Perbedaan tersebut antara lain :
ü Hukum bersifat
obyektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. Maka
hukum lebih memiliki kepastian yang lebih besar.
ü Norma bersifat
subyektif dan akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang
menginginkan kejelasan tentang etis dan tidaknya.
ü Hukum hanya membatasi
ruang lingkupnya pada tingkah laku lahiriah manusia saja.
ü Sedangkan moralitas
menyangkut perilaku batin seseorang.
ü Sanksi hukum bisanya
dapat dipaksakan.
ü Sedangkan sanksi moral
satu-satunya adalah pada kenyataan bahwa hati nuraninya akan merasa tidak
tenang.
ü Sanksi hukum pada
dasarnya didasarkan pada kehendak masyarakat.
ü Sedangkan moralitas
tidak akan dapat diubah oleh masyarakat
3.2. Perbedaan Etika dan
Agama :
Etika mendukung
keberadaan Agama, dimana etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal
pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama
yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama
menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada Tuhan dan ajaran agama.
3.3. Etika dan Moral
Etika lebih condong
kearah ilmu tentang baik atau buruk. Selain itu etika lebih sering dikenal
sebagai kode etik. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan atau
nilai yang berkenaan dengan baik buruk. Dua kaidah dasar moral adalah :
ü Kaidah Sikap Baik.
Pada dasarnya kita mesti bersikap baik terhadap apa saja. Bagaimana sikap baik
itu harus dinyatakan dalam bentuk yang kongkret, tergantung dari apa yang baik
dalam situasi kongkret itu.
ü Kaidah Keadilan.
Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap mempertimbangkan kebutuhan
orang lain. Kesamaan beban yang terpakai harus dipikulkan harus sama, yang
tentu saja disesuaikan dengan kadar angoota masing-masing.
4. KLASIFIKASI ETIKA
Menurut buku yang
berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika
dapat diklasifikasikan menjadi
4.1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu
etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam
mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia
sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya
di masyarakat secara turun-temurun.
4.2. Etika Normatif
Etika normatif yaitu
sikap dan perilaku manusia atau massyarakat sesuai dengan norma dan moralitas
yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan
dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi
masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
4.3. Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu
etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik
terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari
akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas,
tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan
terhadap masyarakat atau pihak lain.
4.4. Etika Teleologi
Etika Teleologi adalah
etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan.
Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai
adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari
kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
Dalam etika ini dikelompollan menjadi dua macam yaitu :
a. Egoisme
Egoisme yaitu etika yang baik menurut
pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik.
b. Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah etika yang baik
bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait langsung maupun tidak
langsung akan menerima pengaruh yang baik.
4.5. Etika Relatifisme
Etika relatifisme
adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara
kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku
bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal,
regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi
semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.
Konsep etika bisnis
tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan). Menurut Kotler (1997)
budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman,
cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal
ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu
dan pengaturan kantor.
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup
apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang
ahli dan menyenangi pekerjaannya.
Agar perusahaan tersebut mampu
melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
1. intern,misalnya
masalah perburuhan
2. Ekstern,misalnya
konsumen dan persaingan
3. Lingkungan, misalnya
gangguan keamanan
Pada dasarnya ada 3 hal yang dapat
membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
1. Perusahaan tersebut
harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
2. Mampu menemukan yang
terbaik dan berbeda
3. Tidak lebih jelek dari
yang lain
Untuk mewujudkan hal
tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan
4. Budaya organisasi
BUDAYA ORGANISASI
Pada budaya organisasi
terdapat unsur
1. Memecahkan masalah
baik internal maupun eksternal organisasi
2. Budaya tersebut dapat
ditafsirkan secara mendalam
3. Mempunyai persepsi
yang sama
4. Pemikiran yang sama
5. Perasaan yang sama
FUNGSI DAN MANFAAT
BUDAYA PERUSAHAAN
1. Fungsi
menentukan maksud dan
tujuan organisasi dengan fungsi tersebut organisasi akan mengikat anggotanya.
2. Manfaat
a) mampu memecahkan
masalah intern\
b) mampu memecahkan
masalah ekstern
c) mampu memiliki daya
saing
d) mampu hidup jangka panjang
Dokumentasi :
Referensi :